PERINGATAN & AMARAN!!!!

Maklumat dan info dalam blog ini adalah koleksi peribadi dan pengalaman hidup dalam likuan menjalani ilmu ketuhanan.

Sebarang keraguan hendaklah dibawa berbincang, jangan kita menghukum atas dasar ketidakfahaman pada sesuatu....

Beza Islam Jati & Islam Baka!!!!

adakah kita faham kedudukan kita.

Ambil info jika memberi manfaat dan faedah, abaikan dan usah ditinjau kesini jika ia mengganggu gugat minda anda......

pasif income

Jumaat, 3 Januari 2014

ASAS TAUHID

Tauhid adalah pegangan pokok dan sangat menentukan bagi kehidupan manusia, karena tauhid menjadi landasan bagi setiap amal yang dilakukan. Hanya amal yang dilandasi dengan tauhidullah, menurut tuntunan Islam, yang akan menghantarkan
manusia kepada kehidupan yang baik dan kebahagiaan yang hakiki di alam akhirat nanti. 

Allah Ta’ala berfirman:.......................................... 
....................................................................................
....................................................................................
 
“Barangsiapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan, sedang ia dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik lagi dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An Nahl: 97).

Berdasarkan pada pentingnya peranan tauhid dalam kehidupan manusia, maka wajib bagi setiap muslim memperlajarinya.
Tauhid bukan sekadar mengenal dan mengerti bahwa pencipta alam semesta ini adalah Allah; bukan sekadar mengetahui bukti-bukti rasional tentang kebenaran wujud (keberadaan) Nya, dan wahdaniyah (keesaan) Nya, dan bukan pula sekadar mengenal
Asma’ dan Sifat-Nya.

Iblis mempercayai bahwa Tuhannya adalah Allah; bahkan mengakui keesaan dan kemaha-kuasaan Allah dengan meminta kepada Allah melalui Asma’ dan Sifat-Nya. Kaum jahiliyah kuno yang dihadapi Rasulullah r juga meyakini bahwa Tuhan Pencipta,
Pengatur, Pemelihara dan Penguasa alam semesta ini adalah Allah.  (Lihat Al Qur’an: 38: 82, 31: 25, 23: 84-89). 

Namun, kepercayaan dan keyakinan mereka itu belumlah menjadikan mereka sebagai makhluk yang berpredikat muslim, yang beriman kepada Allah. Dari sini timbullah pertanyaan: 

“Apakah hakikat tauhid itu?

Tauhid adalah pemurnian ibadah kepada Allah. Maksudnya yaitu: menghambakan diri hanya kepada Allah secara murni dan konsekwen dengan mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya, dengan penuh rasa rendah diri, cinta, harap dan takut kepada-Nya.
 
Untuk inilah sebenarnya manusia diciptakan Allah, dan sesungguhnya misi para Rasul adalah untuk menegakkan tauhid dalam pengertian tersebut di atas, mulai dari Rasul pertama sampai Rasul Kitab Tauhid terakhir, yaitu Nabi Muhammad r.
(Lihat Al Qur’an:
16: 36, 21: 25, 7: 59, 65, 73, 85, dan lain-lain).

Keadaan umat Islam - dengan berbagai bentuk amalan dan kepercayaan- pada masa hidupnya, yang menyimpang dari makna tauhid, telah mendorong syaikh Muhammad bersama para muridnya untuk melancarkan da’wah Islamiyah guna mengingatkan umat agar kembali kepada tauhid yang murni. 

 

BIO DATA IBLIS




Bio Data Iblis 
(“Wiqayatul Insan minal Jin wasy Syayaathin”)


Nama :

Iblis
Gelar :
 
Laknatullah ‘Alaihi (semoga Allah melaknatnya)
Lahir
 : 
Sebelum diciptakan manusia
Tempat tinggal :
 
Toilet dan rumah yang tidak disebut nama Allah ketika memasukinya
Singgasana :
 
Di atas air
Rumah masa depan :
 
Neraka Jahanam, seburuk-buruk tempat tinggal
Agama : 
Kafir
Jabatan : 
Pimpinan Umum orang-orang yang dimurkai Allah dan sesat
Masa Jabatan : 
Hingga hari Kiamat
Karyawan : 
Setan jin dan setan manusia
Partner dalam bekerja : 
Orang yang diam dari kebenaran
Agen : 
Dukun dan paranormal
Musuh : 
Kaum muslimin
Kekasih di dunia : 
Wanita yang hobi telanjang dan pamer aurat
Keluarga : 
Para thaghut
Cita-cita : 
Ingin membuat semua manusia kafir
Motto : 
Kemunafikan adalah akhlak yang paling utama
Hobi : 
Menyesatkan manusia dan menjerumuskan ke dalam dosa
Lukisan kesayangan : 
Tato
Mata pencaharian : 
Mencari harta yang haram
Makanan favorit : 
Bangkai manusia (ghibah)
Tempat favorit : 
Tempat-tempat najis dan tempat maksiat
Tempat yang dibenci : 
Majlis ilmu dan temat-tempat ketaatan
Alat komunikasi : 
Ghibah (menggunjing), namimah (adu domba) , dan dusta
Jurus Andalan :
1. Memoles kebathilan
2. Menamakan Maksiat dengan nama yang indah
3. Menamakan Ketaatan dengan nama yang tidak disukai
4. Masuk melalui pintu yang disukai manusia
5. Menyesatkan manusia secara bertahap
6. Menghalang-halangi manusia dari kebenaran
7. Berlagak sebagai penasihat

Kelemahan :
1. Tidak berkutik di hadapan orang yang ikhlas
2. kewalahan menghadapi orang yang berilmu
3. Lari dari suara adzan
4. Lari dari rumah yang dibacakan al-Quran
5. Menyingkir dari orang yang berdzikir kepada Allah
6. Menangis ketika melihat orang bersujud kepada Allah

Diringkas dan diadaptasi dari kitab “Wiqayatul Insan minal Jin wasy Syayaathin”, karya Wahid Abdus Salam Bali, Oleh : Abu Umar Abdillah

Selasa, 13 Ogos 2013

Pembersihan Jiwa untuk mencapai makrifat

Para ikhwanku Sekalian,

Untuk membolehkan dirimu terbang ke alam makrifat, kamu perlu bermujahadah dengan melepaskan diri kamu dari kegelapan selubung jasad ini, kerana ia menyebabkan kamu kelam dan lupa, menyebabkan kamu menjadi lemah dan jahil. Roh kamu dimasukkan ke dalamnya ketika sempurna ciptaannya. Firman Allah SWT, “Maka apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan padanya Roh-Ku, maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya.”


Jasad mengandungi empat unsur iaitu api, air, tanah dan angin. Ia bersifat haiwani dengan naluri berkehendak kepada makan-minum, tidur, syahwat dan bersukaria. Pengembara rohani perlu melemahkan kurungan ini dengan mengurangkan makan, tidur serta keselesaannya. Puasa sunat adalah bagi orang awam yang menuntut pahala, puasa ahli KeTuhanan pula bertujuan untuk meleburkan pengaruh jasad pada rohani sehinga rohaninya menjadi kuat. Mereka bukannya mencari pahala tetapi mencari Tuhan. Selagi kehidupan jasad lebih kuat menguasai kehidupannya, janganlah diharap terpancar rahsia KeTuhanan kepada rohaninya. Janganlah kamu menjadi golongan yang berangan-angan, bercita-cita tinggi tetapi seorang dayus untuk berjuang dan berkorban.

Pada diri kamu juga telah dibekalkan nafsu yang menguasai dirimu dan akan menghalang dirimu untuk menuju kepada Allah, penolongnya adalah syaitan. Ulama tasauf telah membahagikan nafsu kepada tujuh martabat iaitu nafsu Ammarah ditingkat yang paling rendah dan al-Kamil pada peringkat yang tertinggi. Nafsu ammarah cenderung kepada kejahatan, ia tidak merasa apa-apa apabila melakukan kejahatan atau kebaikan.

Nafsu boleh ditingkatkan dengan zikir dan mujahadah. Berzikir tanpa bermujahadah melambatkan proses pembersihan hati, begitu juga bermujahadah tanpa berzikir juga tidak memberi kematangan pada diri kamu dalam perjalanan ini. Kesan dari zikir dan mujahadah yang bersungguh-sungguh akan membantu berlakunya peningkatan kepada kerohanian. Kamu akan merasa perubahan pada jiwa dan yang paling penting hati telah hidup dengan Allah dan jiwa kamu boleh melihat keaiban diri sendiri.

Apa yang kamu perlu lakukan sebelum berbaiah dengan guru ialah bertaubat dari segala dosa-dosa yang besar. Perjalanan ini amat menekankan penumpuan kalimah Allah kepada jantung dengan bersungguh-sungguh. Isikan setiap gerak jantung dengan kalimah Allah sehinggalah ia benar-benar meresap kepada jantung hati. Kalau pada peringkat permulaannya ia merasa payah untuk melakukan hal demikian, banyakkan zikir jihar sama ada secara berseorangan atau berjamaah. Jika tidak merasai apa-apa kesan juga, perlu meneliti dimanakah hijabnya, pandangkan dosa-dosa yang dilakukan apatah lagi yang berkaitan dengan manusia.

Diam, lapar dan banyak bersendirian amat ditekankan dipermulaan perjalanan ini. Kamu perlu mempunyai keazaman yang kuat untuk makrifat dengan-Nya. Guru hanya menunjuk jalan bagaimana kaedah yang perlu dilakukan, sedang pada dirimulah terletak segala kemahuan dan kejayaan, “Allah tidak akan mengubah nasib sesuatu kaum jika ia mengubahnya sendiri”.Hal makrifat adalah urusan kamu dengan Tuhanmu, berdirilah dipintu-Nya dengan penuh kefakiran dan kecintaan. Hanya hati yang benar-benar kuat dengan perasaan rindu dan cinta akan dapat menerobos benteng rahsia-Nya. Firman Allah, “…Hanya dengan kekuatan kamu boleh naik ke langit”.

Bersungguh-sungguhlah dengan dengan latihan ini, walaupun pada permulaannya terasa payah, tetapi ingatlah janji Allah SWT, “Barang siapa yang bersungguh dijalan-Ku nescaya Aku tunjukan jalan bagi mereka”. Apabila datangnya pertolongan Allah, itulah natijah di mana segala kepayahan yang kamu alami selama ini akan menjadi ringan dan kamu akan merasai kenikmatan padanya. Kamu akan dibantu dalam mujahadahmu memerangi hawa nafsu, hatimu akan dicahayakan dengan kemanisan asyik dengan Asma’ Allah. Kalimah Asma’-Nya hidup dalam jantung hatimu tanpa dipaksa-paksa, ia berbunyi pada telinga batinmu dan terang pada mata rohanimu. Ketika itu tidur, makan atau berbicara dengan manusia menjadi musuhmu. Inilah yang disebut oleh hadis Nabi SAW, “Sesiapa yang mencapai kemanisan iman, ia akan meninggalkan perkara yang tiada memberi manfaat kepadanya.” Inilah permulaan untuk berlakunya perubahan yang lebih hebat.

Kuatkan lagi zikirmu, meditasi (tafakur), ibadah dan mujahadah sehingga berlakunya perubahan pada hati. Ketika itu kamu akan merasa dan melihat berlakunya perpindahan kelazatan zikirmu ke tempat yang berlainan. Ia akan hidup dalam seluruh dadamu sama ada di kanan, kiri, tengah, atas dan bawah. Ada ketikanya ia terus naik ke ubun-ubun dengan kalimah zikir yang berlainan. Hal ini berlaku disebabkan pertukaran alam rohani. Ia bukan sengaja ditukar atau dilatih begitu. Kamu akan melalui 12 maqam zikir dan muraqabah yang tersusun sehingga kamu akan mencapai pelbagai hal ehwal kerohanian yang begitu hebat dan asyik. Penyusunan perjalanan zikir itu adalah sama dengan ibarat kamu mengerjakan haji di mana kamu melalui 12 tempat. Kaabah isyarat bagi hati dan di situlah bermulanya safar (musafir) rohanimu .

Amalan kerohanian 

Pembersihan untuk mencapai hakikat Ketuhanan melalui jalan zikir, yakni latihan yang berterusan serta penumpuan.

Semoga Allah SWT memberi kamu kefahaman akan jalan yang dibawa dan menjadi orang yang benar-benar beramal dengannya. Semoga Allah sentiasa merahmati kita dan mengampuni dosa kita jika di sana adanya hawa nafsu yang tersembunyi. Tekunlah beramal dengan amalan yang dibai’ahkan. Tumpukan bersungguh-sungguh ke arah qalbu (jantung)mu dengan kalimah Allah. Hidupkan ia sentiasa, walau bagaimana sekalipun keadaan kamu dan di mana kamu berada. Jika terasa lalai, beristighfarlah dengan segera, jadikan kecintaan menyebut nama-Nya sebagai keutamaan sehingga hati kamu menjadi istiqamah dengan asma’-Nya.

Setiap asma’ yang akan terlimpah pada hatimu penuh dengan keasyikan, kamu akan rasai dzauk yang berbeza. Setiap asma’ juga mengandungi muraqabah yang tersendiri. Jadikan diri kamu benar-benar memperolehi maqam dalam kerohanian. Setiap maqam rohanimu mengandungi hal yang berbeza. Bersungguh-sungguhlah kamu mencapainya dengan sentiasa bertaubat, menjaga syariat dengan baik, menjaga makan minum dengan teliti, jaga tutur-katamu, jaga penglihatanmu, kuatkan amalan sunat, biasakan berlapar, banyakkan tadabur Al-Quran dan qiam di malam hari. Di mana saja kamu berada, rendahkan hatimu, cintailah majlis ilmu, muliakanlah ulama-ulama, para hafiz, para syeikh dan khalifah sufi yang benar, para mujahid, para pendakwah yang ikhlas, pemimpin yang baik dan orang-orang yang soleh.

Tekunlah berzikir, sebaik-baiknya kamu memperuntukkan masa yang lama untuk berzikir sama ada zikir secara jihar atau sirr. Tambahkan tempoh masa zikirmu dari semasa ke semasa, gunakan masa luangmu untuk menumpukan rohanimu pada Tuhan, biarkan ia mengembara ke Alam KeTuhanan. Kamu mesti memperuntukkan waktu untuk berkhalwat dalam sebulan sebaik-baiknya tiga hari dan sekurang-kurangnya sehari.

Pada hari-hari biasa, waktu khalwat yang baik ialah pada waktu antara Maghrib dan Isyak atau pada jam 4 pagi hingga subuh, atau selepas subuh sehingga matahari naik atau lepas solat asar. Ia mengandungi rahsia rohani jika diamalkan. Pilihlah waktu mengikuti kesesuaian dirimu. Lebih lama masa yang diperuntukkan adalah lebih baik. Bagi ahli sufikurang lima jam berzikir masih lagi dianggap bermain-main. Ia tidak akan memberi kesan yang hebat pada dirimu. Oleh itu, peruntukkan masamu dengan baik seperti mencintai khalwat kerana ia membolehkan kamu memberi tumpuan yang baik tanpa ada gangguan.

Segalanya bergantung pada diri kamu. Dalam amalan kerohanian, tiada istilah ‘orang lama’ atau ‘orang baru’. Walaupun seseorang itu baru, jika dia bersungguh-sungguh beramal dan bermujahadah, dia mampu memperolehi natijah yang hebat berbanding orang lama yang malas bermujahadah. Begitu juga, murid boleh mengatasi guru dalam kerohanian, semuanya dalam kudrat Illahi untuk melimpahkan kurniaan-Nya kepada sesiapa yang Dia kehendaki.

Pengamalan yang bersungguh-sungguh akan melahirkan natijah pada kamu dari segi kerohanian. Jika berlaku hal-hal yang berkaitan dengan kerohanian sama ada dalam bentuk mimpi, ilham, kasyaf, pertukaran zikir atau perasaaan dzauk atau datang pengajaran dari alam ghaib, ia perlu dirujuk kepada guru. Jangan terus diamalkan arahan yang berbentuk zikir atau wirid atau pengajaran yang menerangkan rahsia KeTuhanan kerana dibimbangi ia datang dari alam tipu daya iaitu syaitan dan jin.

Setiap perubahan zikir adalah di bawah pendidikan dan pengawasan Guru. Murid jangan sesekali memindahkan maqam zikirnya sendiri kerana ia tiada memberi natijah kerana setiap perpindahan mengandungi hal ehwal tertentu dari segi dzauk dan muraqabah. Semoga Allah memberi kekuatan untuk beramal dan bermujahadah.

Pesanan dari  
Syeikh Tokku Ibrahim Mohamad

Selasa, 16 April 2013

ILMU ROHANI, ILMU TASAWUF, ILMU HAKIKAT ADALAH SATU



Sebenarnya ilmu rohaniah itu adalah ilmu tasawuf atau dikatakan juga sebagai ilmu hakikat atau ilmu batin. Mengapa ilmu ini dikatakan ilmu rohani? Ini kerana perbahasannya adalah mengenai roh. Mengapa pula ia juga dikatakan ilmu tasawuf? Jika kita lihat perbincangan para ulama termasuk ulama moden, perkataan tasawuf itu diambil daripada bermacam-macam perkataan. Tetapi di sini saya hanya memilih salah satu daripadanya iaitu dari perkataan syifak’ ( ) bermakna bersih atau murni. Tegasnya, ilmu tasawuf itu adalah ilmu bagaimana hendak membersihkan atau memurnikan roh (hati) atau nafsu. Agar dari dorongan hati yang bersih itu dapat membersihkan pula anggota lahir daripada melakukan kemungkaran dan kesalahan. Oleh itu, ilmu tasawuf itu adalah ilmu mengenai cara-cara membersihkan lahir dan batin daripada dosa dan kesalahan. Bahkan kesalahan lahir ini berpunca dari kesalahan batin. Dosa lahir ini berlaku setelah berlakunya dosa batin. Maka sebab itulah ia dikatakan ilmu tasawuf. Kenapa pula ilmu ini juga dikatakan ilmu batin? Ini kerana roh atau hati memang tidak dapat dilihat oleh mata kepala. Ia adalah makhluk yang tersembunyi. Maka ilmu ini dinamakan ilmu batin kerana ia membahaskan tentang hati dan sifat-sifatnya yang memang tidak dapat dilihat dengan mata lahir tapi dapat dilihat oleh mata batin. Mengikut pandangan umum masyarakat sekarang, bila disebut ilmu batin, mereka menganggap itu adalah ilmu pengasih atau ilmu kebal. Orang yang belajar ilmu batin bermakna dia belajar ilmu kebal atau belajar ilmu pengasih. Sebenarnya orang itu belajar ilmu kebudayaan Melayu, yang mana ilmu itu ada dicampur dengan ayat-ayat Al Quran. Kebal juga adalah satu juzuk daripada kebudayaan orang Melayu yang sudah disandarkan dengan Islam. Kalau kita hendak mempelajarinya tidak salah jika tidak ada unsur-unsur syirik. Tetapi itu bukan ilmu tasawuf atau ilmu kerohanian seperti apa yang kita bahaskan di sini. Adakalanya ilmu tasawuf dipanggil juga ilmu hakikat. Ini kerana hakikat manusia itu yang sebenarnya adalah rohnya. Yang menjadikan manusia itu hidup dan berfungsi adalah rohnya. Yang menjadikan mereka mukalaf disebabkan adanya roh. Yang merasa senang dan susah adalah rohnya. Yang akan ditanya di Akhirat adalah rohnya. Hati atau roh itu tidak mati sewaktu jasad manusia mati. Cuma ia berpindah ke alam Barzakh dan terus ke Akhirat. Jadi hakikat manusia itu adalah roh. Roh itulah yang kekal. Sebab itu ia dikatakan ilmu hakikat. Oleh yang demikian apabila kita mempelajari sungguh-sungguh ilmu rohani ini hingga kita berjaya membersihkan hati, waktu itu yang hanya kita miliki adalah sifat-sifat mahmudah iaitu sifat-sifat terpuji. Sifat-sifat mazmumah iaitu sifat-sifat terkeji sudah tidak ada lagi. Maka jadilah kita orang yang bertaqwa yang akan diberi bantuan oleh Allah SWT di dunia dan Akhirat. Kebersihan hati inilah yang akan menjadi pandangan Allah. Maksudnya, bila hati bersih, sembahyangnya diterima oleh Allah SWT. Bila hati bersih, puasanya diterima oleh Allah. Bila hati bersih, perjuangannya diterima oleh Allah. Bila hati bersih, wirid dan zikirnya diterima oleh Allah. Bila hati bersih, pengorbanannya diterima oleh Allah. Tetapi bila hati tidak bersih, seluruh amalan lahirnya tidak akan diterima. Itulah yang dimaksudkan di dalam ajaran Islam bahawa walaupun kedua-dua amalan lahir dan amalan batin diperintahkan melaksanakannya tetapi penilaiannya adalah amalan roh atau hatinya. Ini sesuai dengan Hadis yang bermaksud: “Cukup sembahyang sunat dua rakaat daripada hati yang bertaqwa.” Maknanya dua rakaat sembahyang seorang yang bertaqwa itu lebih baik daripada seorang yang banyak sembahyang tetapi hati masih kotor. Selain sembahyang itu diterima, dua rakaat sembahyang dari hati yang bertaqwa itu akan memberi kesan kepada kehidupan seseorang itu. Sembahyangnya itu boleh mencegah dirinya dari berbuat kemungkaran dan kemaksiatan, lahir dan batin. Berdasarkan Hadis di atas, kita cukup bimbang kerana selama ini kita telah mengerjakan sembahyang, sudah lama berjuang, sedikit sebanyak sudah berkorban, sudah habiskan masa untuk berdakwah, sembahyang berjemaah, ikut jemaah Islamiah, yang mana ini semua adalah amalan lahir, rupa-rupanya Allah tidak terima semua amalan itu disebabkan hati kita masih kotor. Roh kita masih tidak bersih. Oleh itu dalam kita menunaikan kewajipan yang lahir ini, jangan lupa kita memikirkan roh kita. Kerana roh yang kotor itulah yang akan mencacatkan amalan lahir, mencacatkan sembahyang, mencacatkan segala ibadah dan mencacatkan pahala seluruh kebaikan kita.